Sabtu, 26 Desember 2015

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG


Siklus Akuntansi
Dalam kegiatan ekonomi selama ini sering kita dengar siklus akuntansi perusahaan. Yang dimaksud dengan siklus akuntansi perusahaan adalah proses membuat laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu.
Pada umumnya siklus akuntansi selalu dimulai dari transaksi sampai pada pembuatan laporan keuangan perusahaan yang dilanjutkan dengan adanya saldo yang ditutup dengan jurnal penutup atau sampai pada jurnal pembalik. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai siklus akuntansi untuk perusahaan dagang.

Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bisnis utamanya membeli barang dari pemasok dan menjual lagi ke konsumen tanpa mengubah wujud barang. Sebagai contoh yang biasa kita temui adalah toko kelontong dan supermarket. Kedua jenis usaha ini membeli barang kebutuhan sehari-hari dari pemasok dan menjual kembali kepada konsumen.

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Siklus akuntansi pada perusahaan dagang tidak berbeda dengan perusahaan jasa. Baik perusahaan jasa maupun perusahaan dagang, semua transaksi harus dicatat dalam jurnal dan kemudian secara periodik dibukukan ke dalam rekening-rekening di buku besar. Pada akhir periode, saldo-saldo dari semua rekening dihitung dan dicantumkan dalam neraca lajur sebagai alat bantu untuk menyusun laporan-laporan keuangan. Jurnal penyesuaian dan jurnal penutup juga dilaksanakan dalam perusahaan dagang, begitu pula halnya pembuatan neraca saldo setelah tutup buku perlu dikerjakan sebagai taraf akhir dalam siklus akuntansi.


1. Identifikasi Transaksi. 
       Dimulai dari transaksi dengan cara mengidentifikasi transaksi yang terjadi melibatkan akun apa saja. Pada perusahaan dagang sebagai penjual kita telah menyerahkan barang dagangan kita dan telah menerima uang dari pembeli maka transaksi tersebut kita identifikasi sebagai transaksi penjualan tunai. Setelah identifikasi transaksi kemudian kita jurnal transaksi tersebut menjadi seperti berikut:

[D] Kas                       xxx
       [K] Penjualan                        xxx


2. Posting ke Buku Besar. 
  Tahap selanjutnya adalah posting ke buku besar, yaitu proses pemindahan akun yang telah dijurnal ke masing-masing buku besar.

3. Membuat Neraca Saldo. 
   Tahap berikutnya membuat neraca saldo yang berisi daftar akun-akun yang digunakan beserta nilai saldonya yang fungsinya untuk membuktikan bahwa sisi debet dan kredit telah balance.

4. Jurnal Penyesuaiang. 
     Pada jurnal penyesuaian dilakukan apabila ada kesalahan pada penjurnalan dan posting atau untuk memastikan biaya dan pendapatan benar-benar telah dicatat pada periode yang benar.

5. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian. 
 Tahap berikutnya merupakan gabungan dari neraca saldo dan jurnal penyesuaian yang biasa disebut neraca saldo setelah penyesuaian (adjusted trial balance).

6. Menyiapkan Laporan Keuangan. 
    Setelah kita mempunyai neraca saldo setelah penyesuaian, tahap selanjutnya adalah menyiapkan laporan keuangan. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang merupakan suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan keuangan disajikan dengan maksud memberikan informasi mengenai posisi harta, utang, dan modal perusahaan.
Pada umumnya laporan keuangan meliputi laporan laba/rugi, laporan perubahan modal, dan neraca. Pada tahap ini akun-akun yang ada pada neraca saldo setelah penyesuaian dipindahkan ke laporan keuangan sesuai dengan laporan keuangannya. Sebagai contoh untuk neraca, akun-akun yang berkaitan dengan neraca adalah akun kelompok harta, utang dan modal. Sedangkan laporan laba rugi berisi akun-akun pendapatan dan biaya.

7. Membuat Jurnal Penutup. 
  Tahap berikutnya adalah membuat jurnal penutup dari akun-akun yang terdapat di laporan laba rugi yaitu akun pendapatan dan biaya.

8. Neraca Soldo Setelah Penutupan.   
  Lanjut ke tahap selanjutnya yaitu neraca saldo setelah penutupan, sama seperti pada tahap neraca saldo setelah penyesuaian sebelumnya dengan cara menggabungkan neraca saldo dengan jurnal penutup. Pada tahap ini akan terlihat pada laporan laba/rugi bersaldo nol.

9. Jurnal Pembalik. 
    Untuk jurnal pembalik ini sifatnya optional saja jadi tidak harus dibuat. Hanya untuk transaksi tertentu jurnal pembalik harus dibuat. Contohnya untuk transaksi pendapatan diterima dimuka saat penjurnalan langsung dijurnal sebagai pendapatan atau biaya dibayar dimuka dijurnal sebagai biaya maka harus dibuat jurnal pembaliknya.

  Demikian penjelasan singkat mengenai siklus akuntansi untuk perusahaan dagang, memang terlihat rumit tapi ini sangat penting untuk kita ketahui karena akan sangat membantu dalam proses penyusunan laporan keuangan apabila kita memahami alurnya sehingga laporan keuangan yang terbentuk benar-benar menggambarkan posisi keuangan perusahaan Anda.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar