Jumat, 26 April 2013

MENJARING BERKAH DALAM AL-QUR'AN DENGAN SENANTIASA BERWUDHU



Assalamua’alaikum kawan-kawanku semua,,,
kali ini saya akan sedikit bercerita mengapa kita HARUS BERWUDHU sebelum kita membaca Al-Qur’an. Saya dapat bercerita karena saya telah membaca sebuah buku yang berjudul AL-QUR’ANKU KEREN yang bagian SUROH AN-NAS. Pada bab 1 dalam buku ini berjudul “Al-Qur’an memang keren” saya langsung bercerita saja ya kawan-kawan,,, yg minat membaca tolong pahami dengan seksama J,,,
          Dalam cerita ini ada dua tokoh utama yaitu :
1.    Hagia sebagai murid, dan
2.     Pak Mursyid sebagai Guru ngaji
Bismillahirrohmaanirrohiim,,
1
AL-QUR’AN MEMANG KEREN
          Hari itu Hagia memilki  semangat yang tiada tara. Ia melaju ke rumah pak Mursyid dengan hati riang. Ia akan mendengarkan uraian surat An-Nas; pasangan surat Al-Falaq. Minggu lalu ia sudah sdikit paham tentang Surat Al-Falaq, tentang gelap yang meringkus dan menakut-nakuti, tentang tukang sihir yang berusaha mengadu domba dan mengendorkan ikatan kasih sayang, dan tentang orang-orang hasad. Kata pak Mursyid, semua itu menyebabkan manusia berada dalam bahaya dan karenanya semua manusia diseru untuk berlindung kepada Allah.
          Hmm,,,enak banget bertuhankan Allah SWT. Sebagai mana diserukan dalam Al-Qur’an, manusia disuruh untuk berlindung dan dikasih tahu bahaya apa saja yang bakal membuat manusia jadi ketakutan dan kalah. Begitu lengkap Al-Qur’an memberi petunjuk, sampai rasa takut pun diuraikan dan diberi solusinya. Diam-diam Hagia bersyukur mempunyai kitab hidup bernama Al-Qur’an, semuanya ada dan disediakan untuk dirinya, Hmm,,, Al-Quran memang keren, nggak ada lagi kitab yang harus terus-menerus dibawa dan diingat kecuali kitab ini. Alhamdulillah,,,thanks God, Allah!
          An-Nas berarti manusia, isinya hampir mirip dengan Al-Falaq. Menurut terjemahan yang sempat dibaca Hagia, isi surat An-Nas dimulai dengan perintah Allah untuk berlindung: katakanlah Aku berlindung kepada Rabb-Nya manusia, kepada sesembahan manusia, dan kepada rajanya manusia.” Berlindung dari apa? Itu dia yang akan dia dengarkan dari Pak Mursyid, soalnya Hagia sendiri bingung pada isi surat An-Nas ini. Isinya bilang bahwa bahaya yang harus dihindari  dari surat An-Nas adalah Waswasil Khannas dari jin dan manusia. Aaah,,, hagia jadi semakin bersemangat membayangkan cerita  tentang kesurupan, dan bagaimana menghadapi kesurupan.
          Hagia sampai di depan rumah pak Mursyid. Hari sudah senja, cahaya keemasan memenuhi dunia. Ini hari cerah yang baik, walaupun sebentar lagi seusai cahaya keemasan itu gelapakan menyelimuti malam. Namun hagia tetap tenang, ia sudah yakin bahwa dalam gelap ada cahaya, ada A;-Falaq (pemecah kegelapan) dan pemilik Al-Falq itu adalah Rabb, Allah. Hagia mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Pak Mursyid membuka pintu, menjawab salam dan ‘ eehh,,, Hagia,,,masuk-masuk,,,Belum juga maghrib kamu sudah datang”
          Hagia masuk, dan duduk ruang tamu. “Bapak ada pekerjaan didalam, jadi kamu duduk-duduklah dulu di sini” ujar Pak Mursyid, “bacalah Al-Qur’an sambil menunggu, karena itulah yang harus dilakukan umat Islam, menjadikan Al-Qur’an teman ngobrol pada saat engga ada kegiatan apapun,,Kamu bawa Al-Qur’an?”
          Hagia mengangguk, dan mulai mengeluarkan Al-Qur’an keil dari tas ranselnya. “Berwudulah dulu, anakku!” Ujar pak Mursyid, “ Al-Qur’an itu suci, berisi kata-kata Allah. Al-Qur’an adalah akata-kata mutiara yang menunjukkan kasih sayang Allah pada diri kita. Kamu bisa saja membacanya tanpa berwudhu dulu, namun yang kamu lakukan hanya mengeja huruf-hurufnya. Al-Qur’an bukan sekedar bacaan, kamu harus ingat, bukn sekedar bacaan biasa!  Al-Qur’an bisa memberikan berkah bagi pembacanya. Berkah berarti “bertambahnya manfaat”, jadi Al-Qur’an bisa memberikan banyak manfaat dan kebaikan  pada kamu. Berkah Al-Qur’an dapat kamu dapatkan bila kamu berwudhu,,”
          “Maaf pak, sebelum saya berwudhu bolehkah saya bertanya,” ujar Hagia.
          “Silahkan,,,!” Pak Mursyid duduk sebentar. Ia tetap bersabar padahal ada pekerjaan menunggu didalam sana. “kenapa dengan berwudhu kita bisa menerima berkah Al-Qur’an, padahal cara membacanya pasti sama saja seperti ketika enggak punya wudhu?”tanya Hagia.
          Al-Qur’an bilang : la yamassuhu illal muthahharuun, “Tidak ada yang bisa berhubungan dengan Al-Qur’an kecuali orang yang suci.” Berwudhu yang baik, bisa dilkukan dengan cara sambil merenugi kesalahan yang telah kamu perbuat akan membuat kamu suci. Maksudnya, dengan menyadari kesalahanmu dan berjanji akan terus memperbaikinya, saat itu kamu akan menjadi bersih dan bening seperti cermin. Kalau cermin sudah bening, ia akan memamantulkan gambar yang jelas dan indah. Ketika kamu membaca Al-Qur’an, kamu sedang berhadapan dengan dengan surat cinta dari Allah buat kamu. Surat cinta itu akan terpantul jelas bila cermin hatimu sudah bening. Denngan cara itu kamu jadi paham apa yang diinginkan surat cinta itu. Berwudhu adalah cara kamu membeningkan dari agar seluruh isi Al-Qur’an dapat diterima dengan jelas oleh hatimu,,,” Pak Mursyid menerangkan.
          “Kayak Decoder dong!” celetuk Hagia.
          ‘Ya, kira-kira seperti itulah, decoder,” kata pak Mursyid. “Decoder berarti pengubah kode. Kalau kamu punya TV yang berparabola kamu pasti memiliki alat pengubah kode itu, namanya decoder, disamping decoder ada antena parabola. Antena parabola bertugas menangkap gelombang informasi yang berkeliaran di langit, sementara decoder bertugas megubah gelombang informasi itu menjadi gambar dan suara (audiovisual). Yang ditangkap antena hanya gelombang getar, getar itu diubah oleh decoder jadi audiovisual. Dengan antena parabola plus decoder, TVmu yang semula hanya bisa menangkap siaran lokal. Kini dapat menerima siaran internasional, tanpa menggati pesawat TVmu. Namun dengan tambahan peralatan, TVmu itu bisa menyajikan sesuatu yang baru dan lebih lengkap.
          Manusia pun seperti itu. Untuk bisa menangkap berkah Al-Qur’an, kita gak perlu mengganti tubuh, cukup dengan tubuh ini. Uniknya lagi, kita gak usah beli antena parabola dan decoder lalu memasangkannya pada tubuh ini. Antena parabola dan decoernya sudah ada dalam diri kita ini. Tinggal mengaktifkannya. Hati kita adalah antena parabola yang menangkap gelombang kasih sayang Allah dalam Al-Qur’an, sedangkan pikiran suci atau fuad adalah decodernya. Hati yang bersih menjadi cermin yang memantulkan surat cinta dari Allah, lalu surat cinta itu diubah menjadi makna dan pemahaman tertentu oleh fuad.
          Nah,,,hati dan fuad itu sudah kita miliki, tinggal diaktifkan saja. Salah satu cara mengaktifkannya adalah dengan cara membersihkannya, membuatnya jadi suci. Berwudhu adalah cara membersihkan keduanya. “Sudahlah, segera berwudhu!” kata pak Mursyid yang mulai menyadari bahwa ia telah terjebak adengan tanya jawab itu. Hagia memanga pintar memancing orang untuk mengobrol, hingga pak Mursyid lupa dengan pekerjaannya dan asyik ngobrol. Hagia nyengir dan langsung pergi mengambil wudhu.
          Hagia membasuh kedua telapak tangannya, sambil berkata dalam hati, eh makasih ya,,,kamu tadi sudah membantuku menulis, bersalaman, menyebrangkan orang di jalan, dan memegang stang sepeda,,,tapi maafin aku juga, soalnya tadi aku maksa kamu untuk mencabut mawar, padahal kalau bunga itu dibiarin pasti bunga itu masih segar ditangkainya, ekarang bunga itu layu,,, lain kali aku nggak bakal ngegunin kamu buat perbuatan kayak gitu lagi deh,,
          Hagia berkumur-kumur,, ia merasaan dinginnya air memenuhi rongga mulutnya, lidah, gusi dan sela-sela giginya. Hmmmm dari rongga ini keluar kata-kata, pada rongga ini juga dia mengunyah makanan sampai lembut. Makasih rongga mulutku,,maafin ya, kamu sering aku gunakan untuk ngomongin yang nggak bener. Tadi udah aku gunain untuk ngedumel, marah-marah nggak jelas, dan ikut ngegosipin tetangga, dan kemari aku gunain ngomongin soal-soal yang engga bener,,, (begitu pula ketika memnasuh anggota wudhu pada badan Hagia selalu berterimakasih dan minta maaf atas perbuatannya),,,
The End,,,

Jadi kawan-kawan kalau ingin mendapatkan berkah dari Al-Qur’an kita harus senantiasa berwudhu terlebih dahulu sebelum membacanya Al-Qur’an, untuk kita-kita yang belum mengerti bahasa arab kita baca terjemahnya, jangan sampai kita jago baca arabnya tetapi tidak mengerti artinya, kita harus senantiasa belajar membaca arabnya dan memahami Al-Qur’an agar kita bisa menjaring berkah dan  dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,,
Banyak banget hikmah dalam berwudhu,,,pokoknya kawan-kawan semuanya tidak bakal rugi deeehh,, kalau berbuat baik,,,ingat Allah itu maha adil, sekecil apapun perbuatan akan mendapatkan balasan,,,kalau kita sedikit demi sedikit melakukan hal baik tentunya akan menjadi gunung amal kebaikan kita,,iyakan kawan-kawan,,,!!! Nanti kita di akhirat tinggal memanennya,,!!!
Yukk kita senantiasa berusaha berbuat kebaikan,,,INGAT DAN HARUS YAKIN ALLAH ITU MAHA ADIL,,KITA TIDAK BAKAL DIRUGIKAN SEDIKITPUN!!!

Sekian postingan saya kali ini kawan,

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
J
Achmad Mansur


Tidak ada komentar:

Posting Komentar